TINJAUAN TENTANG IBD
Mata kuliah IBD, adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan mengenai :
– Nilai-nilai kehidupan / norma-norma.
– Kebudayaan.
– Berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah mendapatkan mata kuliah IBD Mahasiswa diharapkan dapat memperlihatkan :
– Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi disekitarnya dan diluar lingkungannya.
– Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
– Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
– Kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan segala keaneka- ragaman dan tidak bisa lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukuan dan kedaerahan.
– Proses pembangunan yang sedang berlangsung menimbulkan perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga mental manusiapun terkena pengaruhnya.
IBD Sebagai Bagian Darimata Kuliah Dasar Umum
Secara khusus MKDU bertujuan untk menghasilkan warga negara sarjana yang berkualitas sebagai berikut :
– Berjiwa Pancasila sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengalaman nilai-nilai Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana Indonesia.
– Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain.
Pengertian Ilmu Budaya Dasar :
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep–konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah–masalah manusia dan kebudayaan.
Menurut Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukan bahwa Ilmu Pengetahuan dikelompokan dalam tiga kelompok besar :
1. Ilmu–ilmu Alamiah (Natural Science): bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat di alam semesta. Kajian menggunakan metode ilmiah, dapat 100% benar dan 100% salah. Contoh: Astronomi, Fisika, Kimia, Biologi, Kedokteran dan Mekanika.
2. Ilmu-ilmu Sosial (Social Science): bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Kajian menggunakan metode ilmiah, hasilnya tidak mungkin 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Contoh: Ilmu Ekonomi, Sosiologi, Politik, Demografi, Psikologi, Antropolgi Sosial, Sosiologi Hukum, dan sebagainya.
3. Pengetahuan Budaya (The Humanities): bertujuan untuk memamhami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar :
– Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka;.
– Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan–persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
– Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing–masing, tidak jatuh kedalam sifat–sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar :
Dua Masalah Pokok Ialah :
– Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya;
– Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
– Manusia dan Cinta Kasih; Manusia dan Keindahan;
– Manusia dan Penderitaan; Manusia dan Keadilan;
– Manusia dan Pandangan Hidup; Manusia dan Tanggungjawab;
– Manusia dan Kegelisahan; Manusia dan Harapan.
MANUSIA & KEBUDAYAAN
Dua pandangan yang dijadikan acuan untuk menjelaskan unsur–unsur yang membangun manusia
Manusia terdiri dari 4 unsur :
– Jasad : badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto, dan menempati ruang dan waktu.
– Hayat : mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
– Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
– Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :
– ID, yang merupakan kepribadian yang paling primitif dan paling tidak Nampak. ID merupakan libido murni.
– EGO, merupakan bagian satu struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari ID. Sebagai kepribadian eksekutif karena peranannya dalam menghubungkan energi ID dalam saluran sosial yang dapat dimengerti orang lain.
– SUPER EGO, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir. Muncul kira-kira umur 5 tahun. ID dan EGO berkembang secara internal dalam diri individu. SUPER EGO terbentuk dari lingkungan eksternal. SUPER EGO merupakan kesatuan standar-standar moral.
HAKEKAT MANUSIA
1. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
2. Makhluk ciptaan Tuhan yan sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk lainnya, misalnya:
– Perasaan Intelektual. – Perasaan Estetis – Perasaan Etis
– Perasaan Diri – Perasaan Sosial – Perasaan Religius
3. Makhluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi.
4. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Pengertian Kebudayaan
– Menurut E.B. Taylor (1871); Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan– kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat;
– Menurut Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat;
– Menurut Sutan Takdir Alisyahbana; Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
Pengertian Kebudayaan
– Menurut C.A. Van Peursen mengatakan bahwa dewasa ini kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja ditengah alam, melainkan selalu mengubah alam;
– Krober dan Kluckhon mendefinisikan kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi.
Unsur- Unsur Kebudayaan
– Menurut Bronislaw Malinowski unsur kebudayaan terdiri dari sistem norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan dan organisasi kekuatan;
– Menurut C. Kluckhon ada tujuh unsur kebudayaan universal yaitu :
1. Sistem religi 2. Sistem organisasi kemasyarakatan 3. Sistem pengetahuan
4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
5. Sistem teknologi dan peralatan. 6. Bahasa 7. Kesenian.
Wujud Kebudayaan
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :
– Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia;
– Kompleks aktivitas;
Wujud sebagai benda.
Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki sistem nilai, menurut C. Kluckhon dalam karyanya variations in value orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
-
- Hakekat hidup manusia: hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern. Ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula dengan pola-pola kelakuan tertentu.
- Hakekat karya manusia: setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda, untuk hidup, kedudukan/kehormatan, gerak hidup untuk menambah karya.
Perubahan Kebudayaan
Terjadinya gerak perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh :
– Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri misalnya: perubahan jumlah dan komposisi penduduk;
– Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup
Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Diterima Atau Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru, Diantaranya :
– Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
– Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
– Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru.
Kaitan Manusia Dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
– Eksternalisasi, proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
– Obyektivasi, proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
– Internalisasi, proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik.
BAB 3
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTERAAN
A. Pendekatan Kesusasteraan
IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris The Humanities. Istilah berasal dari bahasa Latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari The Humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, berbudaya, dan halus.
Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga menggunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
B. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita pendek.
Dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal jenis Prosa Lama dan Prosa Baru.
o Prosa Lama meliputi :
1. Dongeng.
2. Hikayat.
3. Sejarah.
4. Epos.
5. Cerita Pelipur Lara.
o Prosa Baru meliputi :
1. Cerpen.
2. Novel.
3. Biografi.
4. Kisah
5. Otobiografi.
C. Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa.
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.
D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari keseniaan, dan keseniaan cabang/unsur dari kebudayaan. Kalau diberi batasan, maka: Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikaan bahasa puisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
1. Figura bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora (kiasan), perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi segar dan menarik.
2. Kata-kata yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.
3. Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi dua:
1. Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di zaman Jepang yang dikelompokkan ke dalam kelompok ini.
2. Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut:
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia;
Perekaman dan penyampaiaan pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas,. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri tentang masyarakat. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut “imaginative entry”, yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual;
Dengan membaca puisi, mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun diri sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang
- Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imajinatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa:
o Penderitaan atas ketidakadilan;
o Perjuangan untuk kekuasaan;
o Konflik dengan sesamanya;
o Pemberontakan kepada hukum Tuhan
BAB 4
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta
cinta adalah rasa sangat suka, sayang, ataupun sangat tertarik hatinya.
Pengertian cinta menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya
manajemen cinta; Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang
mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah,
lembut, dan kasih sayang.
Cinta menurut Dr. Sarlito W. Sarwono memiliki tiga unsur, yaitu :
1. Keterikatan (Cinta Setia)
2. Keintiman (Cinta Saudara)
3. Kemesraan (Cinta Rayuan)
Cinta memiliki tiga tingkatan: tinggi (Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalan Allah), menengah (orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat) dan rendah (keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal).
Tingkatan cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Allah dalam surat At Taubah ayat 24 artinya sebagai berikut :
“katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan berjihad dijalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”..
Cinta tingkat rendah adalah cinta yang paling keji , hina dan merusak rasa kemanusiaan. Karena itu ia adalah cinta rendahan, bentuknya beraneka ragam
misalnya :
1. Cinta kepada thagut (syetan), selain Allah, dalam surat Al Baqarah: orang-
orang yang menyembah tandingan-tandingan Allah;
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu;
3. Cinta lebih mengutamakan kecintaan kepada orang tua, anak, istri,
perniagaan dan tempat tinggal.
Hikmah cinta adalah sangat besar, hanya orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh Allah sajalah yang mampu merenungkannya. Diantara hikmah-hikmah tersebut adalah :
1. Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan ujian yang berat dan pahit dalam
kehidupan manusia, karena setiap cinta mengalami berbagai macam rintangan;
2. Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan
pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam melestarikan lingkungan;
3. Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup
manusia;
4. Fenomena cinta, jika diperhatikan merupakan pengikat yang paling kuat di dalam
hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi
sesama mahluk menegakkan keamanan, ketentraman dan keselamatan di segala
penjuru bumi.
B. Cinta Menurut Ajaran Agama
1. Cinta Diri (QS. Al Adiyat, 100:8, QS. Fushilat, 41:49).
2. Cinta Kepada Sesama Manusia
3. Cinta Seksual (QS. Ar Rum, 30:21)
4. Cinta Kebapakan (QS. Maryam, 19:4-6, QS. Yusuf 12:84,
QS. Hud, 11:45)
5. Cinta Kepada Allah (QS. Al Imran, 3:31)
6. Cinta Kepada Rasul.
C. Kasih Sayang
Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan:
1. Orang tua bersifat aktif, Si Anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap
anaknya baik berupa moral, materil dengan sebanyak-
banyaknya, dan Si Anak menerima saja.
2. Orang tua bersifat pasif, Si Anak bersifat aktif.
Dalam hal ini Si Anak memberikan kasih sayang kepada orang tuanya,
sedangkan orang tuanya tidak memberikan perhatian apa yang
diperbuat Si Anak.
3. Orang tua bersifat pasif, Si Anak bersifat pasif.
Masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri tanpa
saling memperhatikan.
4. Orang tua bersifat aktif, Si Anak bersifat aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang
dengan sebanyak-banyaknya.
D. Kemesraan.
Kemesraan ialah hubungan yan akrab baik antara pria dan wanita yang
sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang
mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau
kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat
menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat
menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya
E. Pemujaan
Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan
makna kehidupan yang sebenarnya. Dalam kehidupan manusia terdapat
berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama masing-masing, kepercayaan,
kondisi, dan situasi.
F. Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta :
1. Cinta Agape ialah cinta manusia kepada Tuhan.
2. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu, bapak, saudara dan yang ketiga
3. Cinta Amor ialah antara pria dan wanita.
Disamping itu ada cinta lagi, yaitu terhadap sesama yang merupakan
perpaduan antara cinta Agape dan Philia. Jadi kata “Rahmah” bersimpati
kepada nasib keadaan yang diderita orang lain.
Dalam esai on love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan
tanpa syarat. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali yang harus kita
kasihani.
G. Cinta Kasih Erotis
Merupakan atraksi individualbelaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain adalah kemauan kedua nya,
BAB 5 MANUSIA DAN KEINDAHAN
A. KEINDAHAN
a. Apakah Keindahan Itu?
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, cantik, elok,
molek, dan sebagainya. Keindahan adalah suatu konsep abstrak yang
tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Perbedaan keindahan menurut luasnya pengertian yaitu:
- Keindahan dalam arti yang luas. Pengertian keindahan yang seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.
- Keindahan dalam arti estetis murni, menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
- Keindahan dalam arti terbatas, lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda yang diserapnya dengan penglihatan.
B. Nilai Estetik
Nilai estetik adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau suatu golongan.
. Nilai digolongkan menjadi:
– Nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal
Lainnya.
– Nilai intrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu
tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri .
C. Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah: dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah: dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
D. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan?
Alasan atau motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan :
1. Tata nilai yang telah usang
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan manusia
4. Keagungan Tuhan
E. Keindahan Menurut Pandangan Romantik
Dalam buku An Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Meskipun kita menggunakan kata-kata penyair romantik John Keats (1795- 1821) sebagai pegangan.
B. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung artinya diam-diam memikirkan
sesuatu dengan dalam-dalam.
Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori, yaitu :
- Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini adalah ‘art is an expression of human feeling’.
Tokoh: Benedeto Croce, Leo Tolstoi
- Teori Metafisik.
Orang yang menggunakan firasat sebagai dasar merenung. Tokohnya : Plato dan Arthur Schopenhauer (1788-1860)
- Teori Psikologis.
Penciptaan seni didasarkan pada kejiwaan. Suatu teori lain tentang sumber seni adalah teori permainan (dikembangkan oleh Freedrick Schiller 1757- 1805 dan Herbert Spencer 1820 – 1903) dan teori penandaan.
C. KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
- Teori Objektif dan Teori Subjektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan bahwa dalam menciptakan seni ada 2 teori yaitu :
1. Teori objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang benar melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pendukung teori objektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat.
2. Teori subjektif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Pendukung teori subjektif adalah Henry Home, Earlof Shaffesbury dan Edmund Burke.
b. Teori Perimbangan
Teori perimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunani Kuno dahulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Bab 6 MANUSIA DAN PENDERITAAN
- A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin atau lahir batin.
- B. S I K S A A N
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani.
Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbul lah penderitaan.Siksaan yang sifatnya psikis misalnya:
- a. Kebimbangan: dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan yang akan diambil.
b. Kesepian: dialami seseorang yang merasa kesepian walaupun berada di lingkungan ramai.
c. Ketakutan: merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.
Sebab Seseorang Merasa Ketakutan :
- Claustrophobia : takut terhadap ruangan tertutup
- Agorophobia : takut terhadap ruangan terbuka
- Gamang : takut berada di tempat ketinggian
- Kegelapan : takut bila berada di tempat gelap
- Kesakitan : takut yang disebabkan rasa sakit
- Kegagalan : takut akan mengalami kegagalan.
C. KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan seseorang mengalami kekalutan mental :
- Nampak pada jasmani : merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- Nampak pada kejiwaan : rasa cemas, ketakutan patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahapan-tahapan gangguan kejiwaan adalah :
- Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan Si Penderita baik jasmi maupun rohani
- Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
a. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
b. Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma, berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi
Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah :
- Positif : trauma (luka jiwa), survive dalam hidup;
- b. Negatif : trauma diperlarutkan atau diperturutkan akhirnya frustasi
BENTUK-BENTUK FRUSTASI
- Agresi : kemarahan yang meluap-luap akibat emosi tidak terkendali;
- Regresi : kembali pada pola reaksi primitif atau kekanak-kanakan;
- Fiksasi : pembatasan pada satu pola yang sama;
- Proyeksi : memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain;
- Identifikasi : menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasinya;
- Narsisme : merasa dirinya lebih superior daripada orang lain
- Autisme : gejala menutup diri secara total dari dunia riil, puas dengan fantasinya sendiri.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
- Kota-kota besar : yang memberikan tantangan hidup yang berat, sehingga mereka dikejar-kejar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya;
- Anak-anak muda usia : yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau di idam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dan tujuannya;
- Wanita : pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dipendam ke dalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, mereka memiliki kondisi tubuh yang lemah;
- C. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.
F. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Berdasarkan sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia :
– Perbuatan semena-mena kepada pembantu rumah tangga
– Perbuatan buruk orang tua yang menganiaya anak
– Perbuatan buruk para pejabat zaman orde lama
– Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungan : banjir dan tanah longsor, perbuatan lalai : gas beracun.
B) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
– Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan;
– Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar menerima cobaan ini;
– Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah.
G. PENGARUH PENDERITAAN
Sikap yang timbul pada orang yang mengalami penderitaan berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Contoh sikap negatif yaitu penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalkan tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Bab 7 MANUSIA DAN KEADILAN
A. PENGERTIAN KEADILAN
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrim yang terlalu banyak terlalu sedikit. Beberapa para pemikir yang mendefinisikan keadilan adalah :
- Plato, keadilan diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang dapat mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
- Socrates, memproyeksikan keadilan pada pemerintahan.
Kong Hu Chu, keadilan terjadi apabila anak sebagai anak,ayah sebagai ayah, dan raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakkan kewajibannya.
KEADILAN SOSIAL
Berbicara tentang keadilan kita akan ingat dasar Negara kita yaitu Pancasila sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” hal ini mengandung pengertian tidak ada kemiskinan dalam Indonesia merdeka.
Bung Hatta dalam uraiannya mengenaai sila kelima Pancasila menulis bahwa keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk yaitu :
a. perbuatan luhur ynag mencerminkkan sikap dan suasana kekeluargaan
b. sikap adil terhadap sesama
c. sikap suka memmberi pertolongan terhadap yang membutuhkan
d. sikap suka bekerja keras
e. sikap menghargai hasil karya orang lain
Asas terciptanya keadilan sosial dituangkan dalam berbagai langkah melalui 8 jalur pemerataan yaitu :
- pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok
- pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
- pemerataan pembagian pendapatan
- pemerataan kesempatan kerja
- pemerataan kesempatan berusaha
- pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan
- pemerataan penyebaran pembangunan
- 8. pemerataan memperoleh keadilan
C.Berbagai macam keadilan
1. Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakkan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orangg menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral sedang Sunoto menyebutnya keadilan legal.
2. Keadilan distributive
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan yang tidak sama secara tidak sama (Justice is done when equals are treated equally). Pendapat Aristoteles ini disebut keadilan distributive.
3. Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang menjadikan ujung ekstrim meenjadikan ketidakadilan dan akan merusak bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
D.Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan oleh seseorang sesuai dengan hati nuraninya dan apa yang dikatakan sesuai dengan knyataan yang ada. yang Jujur juga berarti hati seseorang bersih dari perbuatan yang dilarang oleh agama. Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan,artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang jujur akan lebih baik daripada orang pandai tapi pendusta. Barang siapa yang tidak dapat dipercaya tutur katanya maka dia termasuk kedalam golongan munafik. Pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya kesamaan hak dan kewajiban. Serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
E. KECURANGAN
Kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani. Orang yang sudah berbuat curang dengan maksud memperoleh keuntungan atau materi. Bagi orang yang berbuat curang akan mendatangkan kesenangan bagi dirinya meskipun orang lain menderita
Ada banyak faktor mengapa banyak orang yang melakukan kecurangan diantaranya :
- Faktor Ekonomi
- Faktor Kebudayaan
- Faktor Peradaban
- Faktor Teknik
Pujawiyatno dalam bukunya “Filsafat Sana-Seni” menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis adalah perbuatan yang buruk. Dalam bahasa Jawa ada ungkapan “Becik ketitik ala ketara” yang artinya yang baik akan nampak yang buruk juga akan nyata.
F. PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tidak tercemar. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
- a. Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk bermoral
- b. Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral.
- PEMBALASAN
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang imbang. Sebagai contoh, A memberikan makanan kepada B. Dilain kesempatan B memberikan minuman kepada A. Perbuatan ini merupakan perbuatan serupa dan ini merupakan perbuatan pembalasan.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebalik pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.